Senin, 27 Juni 2022

 B. Adab Terhadap Lingkungan 

    Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda lain yang tak bernyawa. Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia dalam kedudukannya sebagai khalifah Allah di muka bumi ini.  Kekhalifahan menuntut adanya hubungan antara manusia dengan sesamanya, dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Dalam pandangan akhlak Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang, atau memetik bunga sebelum mekar. Hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti setiap manusia dituntut harus mampu memahami kejadian-kejadian yang sedang berjalan atau semua peristiwa yang sedang terjadi. Yang demikian itu akan membentuk pribadi manusia yang bertanggung jawab, sehingga ia tidak melakukan perusakan, bahkan dengan kata lain, "Setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri." Binatang, tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa semuanya diciptakan oleh Allah Swt. dan menjadi milik-Nya. Semua memiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan seorang muslim untuk menyadari bahwa semuanya adalah makhluk Tuhan yang harus diperlakukan secara baik. Firman Allah Swt. dalam surat al Ḥijr ayat 19 dan 20: 

وَاْلاَرْضَ مَدَدْنٰهَا وَاَلْقَيْنَا فِيْهَا رَوَسِىَ وَاَنْبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ سَيْئٍ مَوْزُوْنٍ. وَجَعَلْنَالَكُمْ فِيْهَا مَعٰيِسَ وَمَنْ لَسْتُمْ لَهُ بِرٰزِقِيْنَ.

Artinya: “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan Kami pancangkan padanya gunung-gunung serta Kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran (19). Dan Kami telah menjadikan padanya sumber-sumber kehidupan untuk keperluanmu, dan (Kami ciptakan pula) makhluk-makhluk yang bukan kamu pemberi rezekinya (20). (QS. Al-Hijr [15]:19-20) 

1. Adab terhadap Binatang 
    Binatang adalah makhluk hidup yang mempunyai beberapa kesamaan dengan manusia. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya binatang juga memerlukan makan sehari-hari, tempat berlindung yang aman dan nyaman dari berbagai gangguan dan ancaman dari makhluk yang lainnya. Lingkungan yang dibutuhkan binatang hampir sama seperti yang dibutuhkan manusia. Mereka juga hidup saling bergantung dan saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Manusia yang diberikan kelebihan oleh Allah berupa akal dan keterampilan yang lebih baik dari binatang, harus bisa menjaga dan melestarikan binatang disekitarnya dengan baik. Manusia sebagai makhluk yang mempunyai akal sempurna, pikiran dan perasaannnya harus bisa memberikan perlindungan yang baik kepada binatang, terutama kepada hewan-hewan yang dilindungi negara. Sikap perlindungan itu bisa ditunjukkan dengan cara diantaranya adalah tidak merusak lingkungan tempat tinggal hidup binatang, selalu menjaga kelestarian lingkungan sekitar sehingga habitatnya akan terpelihara dengan baik. Agama Islam mengajarkan kita untuk berperilaku islami terhadap binatang dan tumbuhan. Bahkan Rasulullah Saw. juga secara tegas melarang kita menyiksa binatang atau memperlakukan binatang semena-mena. 

 Adapun adab islami yang dapat kita lakukan terhadap binatang di antaranya : 

 Memperlakukan binatang dengan penuh kasih sayang, misalnya memberinya makan, minum dan merawatnya jika sakit. 
 Melindungi binatang yang dilindungi negara seperti: komodo, gajah, jerapah, dan burung cendrawasih. 
 Tidak menyiksa binatang untuk kepuasan pribadi. 
 Jika menyembelih binatang hendaknya dengan pisau tajam dan sesuai dengan syariat Islam. 
 Menjaga ekosistem sebagai tempat hidup binatang. 
 Menjaga binatang dan tidak menyakitinya. 
 Tidak menyiksa dan tidak menjadikannya sebagai hewan aduan.

     Jika kita mampu menyayangi binatang dengan baik, itupun akan berakibat baik terhadap kita sendiri. Jika kita dapat menjaga binatang-binatang tersebut, maka generasi kita yang akan datang tidak hanya dapat melihat gambarnya, tetapi juga dapat melihat langsung binatang-binatang tersebut. 


2. Adab terhadap Tumbuhan 
     Allah Swt. memberikan kita tanah yang subur. Setiap benih yang kita tanam dapat tumbuh dengan baik. Setiap pohon yang kita tanam, akan tumbuh dengan subur dan lebat daunnya. Bermacam-macam buah dapat kita peroleh dengan mudah, termasuk sayur-sayuran yang dengan mudah dapat dibudidayakan. Ini semua adalah kemurahan Allah Swt. yang diberikan kepada kita. Tumbuh-tumbuhan sangat bermanfaat bagi kita. Pada siang hari yang panas, akan terasa segar apabila berada di bawah pohon yang rindang. Semua itu disebabkan karena tumbuhan sedang melakukan proses fotosintesis pada siang hari. Tumbuhan menghisap karbondioksida dan mengeluarkan oksigen. Oksigen dibutuhkan manusia dan hewan untuk bernafas. Ternyata banyak manusia yang kurang pandai bersyukur. Ia terlalu serakah. Keserakahannya sering menimbulkan kerusakan. Hutan yang dulunya sangat lebat dan terjaga, mulai banyak yang gundul. Para penebang hutan dengan seenaknya merusak kawasan yang seharusnya dilindungi. Padahal Allah telah mengingatkan kita akan akibat dari kerusakan yang diperbuat manusia. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surah ar-Rum ayat 41:
 

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْن

Artinya: ”Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS. Ar-Rum ayat : 41) Keinginan dan keserakahan beberapa orang saja dapat mangakibatkan bencana yang sangat dahsyat. Setiap saat kita mendengar ada musibah dan bencana alam menimpa manusia yang tidak berdosa akibat ulah mereka. Di antara bencana yang terjadi adalah: 
1. Tanah longsor 
    Hutan yang dulunya sangat lebat dengan pohon-pohon yang besar dan menjulang tinggi sudah banyak ditebangi untuk dijual. Bukit-bukit yang ada sekarang tinggallah tanah yang gundul. Ketika hujan lebat, tanah yang ada di bukit tersebut tidak punya kekuatan untuk menahan derasnya air. Tanah longsor pun tidak dapat dihindarkan. 
2. Kebakaran hutan 
    Banyak orang yang melakukan perambahan hutan dan membakarnya untuk membuka lahan baru. Padahal asapnya sangat mengganggu dan terkadang sampai ke negara tetangga. Asap yang dihirup manusia itu sangat berbahaya bagi paru-paru. Tidak sedikit orang yang terganggu pernapasannya karena menghirup asap tersebut. 
3. Banjir 
    Kita sering menyaksikan di TV atau media massa lainnya terjadinya banjir di mana-mana. Semua itu disebabkan resapan air yang makin berkurang dengan banyaknya penggundulan hutan. Tumbuhan yang berfungsi menyerap air dan menahan tanah sudah sangat berkurang jumlahnya. Keseluruhan air tidak dapat meresap ke dalam tanah sehingga menyebabkan terjadinya banjir. 
4. Kekeringan 
    Bencana ini kebanyakan terjadi di musim kemarau. Tanah yang gundul tidak akan mampu menahan air. Jika musim kemarau tiba, air yang ada di dalam tanahpun segera hilang. Akhirnya, tanah menjadi kering dan sulit untuk ditanami. Akibatnya, masyarakat tidak akan dapat merasakan hasil panennya karena tanahnya tidak dapat ditanami. 
5. Tanah tandus 
    Banyak lahan yang tandus dan tidak bisa digarap lagi. Hal ini banyak tejadi di tempat-tempat pertambangan. Setelah mengeruk habis sumber daya alam yang ada di dalamnya, kemudianditinggalkan begitu saja tanpa ada usaha untuk memperbaikinya. Allah Swt. memerintahkan kita untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar dengan cara menjaga tanaman dan pepohonan yang ada di sekitar kita. Allah Swt. telah memberikan peringatan berupa peristiwa bencana alam yang terus-menerus terjadi di muka bumi ini, jika manusia tidak mengindahkan lingkungan dengan sebaik-baiknya. Dalam al-Qur’an Surah al-An'am ayat 38, Allah Swt. menegaskan : 

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا طٰۤىِٕرٍ يَّطِيْرُ بِجَنَاحَيْهِ اِلَّآ اُمَمٌ اَمْثَالُكُمْ ۗمَا فَرَّطْنَا فِى الْكِتٰبِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ

Artinya: “Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan. (QS. Al-An'ām[6]:38) 
    Dengan demikian jelaslah bahwa binatang melata dan burung-burung pun adalah umat seperti manusia juga, sehingga semuanya tidak boleh dianiaya atau disakiti. Artinya tumbuhan dan binatang yang ada di sekitar kita harus dipelihara dan dijaga dengan sebaik-baiknya agar terhindar dari sikap menyakiti dan menelantarkannya. Kita harus berusaha menyelamatkan mereka dari kepunahan. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ulangan Akhir Semester

Password 12345   Memuat…