Senin, 27 Juni 2022

 B. Menghindari Sifat Durhaka Melalui Kisah Kan’an 

    Kan’an adalah putra Nabi Nuh yang tidak mau taat terhadap orangtuanya, meskipun ayahnya seorang Nabi. Nabi Nuh As. diangkat menjadi Rasul ketika berusia 500 tahun. Namun dalam dakwahnya selama lima abad tersebut beliau hanya mempunyai pengikut sebanyak 80 orang. Kaumnya sangat sulit untuk diajak beriman kepada Allah Swt. mereka sangat aneh membuat perahu besar di daerah yang tandus dan kesulitan untuk mendapatkan air. Ejeken terhadap Nabi Nuh bukan hanya datang dari kaumnya tetapi putranya sendiri yang bernama Kan’an pun. Karena melaksanakan perintah Allah, Nabi Nuh tetap mengerjakan pembuatan perahu itu hingga selesai. 

    Setelah pembuatan perahu itu selesai Allah menurunkan hujan. Secara perlahan hujan mulai menggenangi seluruh daratan. Nabi Nuh As. mengajak putranya untuk naik ke atas kapal bersama kaum yang lainnya. Namun Kan’anbeserta sebagian besar kaumnya masih tetap mengabaikan ajakan Nabi Nuh As. Hanya kaum yang beriman yang mau masuk ke dalam kapal itu. Hujan tak kunjung berhenti sampai akhirnya terjadi banjir yang sangat hebat dengan ketinggian air yang hampir sama dengan ketinggian gunung. Di saat itulah Nabi Nuh tetap memanggil-manggil Kan’an agar bergabung dengan kaumnya yang beriman dan masuk ke dalam perahunya. Dengan keras hati Kan’an justru menjauh dari perahu Nabi Nuh dan berlari ke puncak gunung yang paling tinggi. Namun hujan semakin deras dan membuat air semakin tinggi hingga menenggelamkan gunung tersebut. Maka tenggelamlah Kan’an bersama orang-orang yang tidak mau beriman kepada Allah. 

    Kisah ini merupakan contoh seorang anak yang tidak mau patuh terhadap orangtuanya sampai celaka di akhir hayatnya. Peristiwa tersebut harus dapat dijadikan peringatan bagi kita agar jangan sampai menjadi anak yang durhaka terhadap kedua orangtua. Setiap orangtua selalu menginginkan kebaikan bagi anak-anaknya. Karenanya anak harus hormat dan patuh kepada orangtuanya,agar hidupnya selamat di dunia dan akhirat. 

    Nabi Nuh As. berdoa agar Allah menurunkan azab. Allah mengabulkan doanya dan memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat perahu. Rencana Nabi Nuh membuat perahu menimbulkan ejekan dari kaumnya karena menurutmereka sangat aneh membuat perahu besar di daerah yang tandus dan kesulitan untuk mendapatkan air. Ejeken terhadap Nabi Nuh bukan hanya datang dari kaumnya tetapi putranya sendiri yang bernama Kan’an pun. Karena melaksanakan perintah Allah, Nabi Nuh tetap mengerjakan pembuatan perahu itu hingga selesai. Setelah pembuatan perahu itu selesai Allah menurunkan hujan. 

    Secara perlahan hujan mulai menggenangi seluruh daratan. Nabi Nuh As. mengajak putranya untuk naik ke atas kapal bersama kaum yang lainnya. Namun Kan’an beserta sebagian besar kaumnya masih tetap mengabaikan ajakan Nabi Nuh As. Hanya kaum yang beriman yang mau masuk ke dalam kapal itu. Hujan tak kunjung berhenti sampai akhirnya terjadi banjir yang sangat hebat dengan ketinggian air yang hampir sama dengan ketinggian gunung. Di saat itulah Nabi Nuh tetap memanggil-manggil Kan’an agar bergabung dengan kaumnya yang beriman dan masuk ke dalam perahunya.

    Dengan keras hati Kan’an justru menjauh dari perahu Nabi Nuh dan berlari ke puncak gunung yang paling tinggi. Namun hujan semakin deras dan membuat air semakin tinggi hingga menenggelamkan gunung tersebut. Maka tenggelamlah Kan’an bersama orang-orang yang tidak mau beriman kepada Allah. https://islamidia.com/ Kisah ini merupakan contoh seorang anak yang tidak mau patuh terhadap orangtuanya sampai celaka di akhir hayatnya. Peristiwa tersebut harus dapat dijadikan peringatan bagi kita agar jangan sampai menjadi anak yang durhaka terhadap kedua orangtua. Setiap orangtua selalu menginginkan kebaikan bagi anak-anaknya. Karenanya anak harus hormat dan patuh kepada orangtuanya,agar hidupnya selamat di dunia dan akhirat.

KISAH KAN’AN

 A. Durhaka kepada Orangtua 

    Dalam ajaran Islam dikenal dua istilah akhlak yaitu akhlak mahmudah(akhlak terpuji) dan akhlak mazmumah (akhlak tercela). Salah satu contoh akhlak tercela adalah durhaka kepada orangtua. Dalam al-Qur’an Surah al-Isra’ ayat 23 Allah berfirman: 

فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

Artinya: “maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS. Al-Isra' [17]:2)

    Nabi Muhammad Saw. berpesan Yang artinya: “Keridhaan Allah tergantung keridhaan orangtua dan kemurkaan Tuhan tergantung kemurkaan orangtua” (HR. Bukhari) Dengan demikian kita sebagai orang Islam harus taat dan berbakti kepada kedua orangtua selama mereka mengajak untuk kebaikan. Membantah dan berkata kasar kepada kedua orangtua merupakan perbuatan tercela. Anak yang durhaka kepada orangtuanya akan mendapatkan azab di dunia dan akhirat. 

Contoh dan bentuk durhaka kepada orangtua: 

1. merendahkan orangtua, menghina dan mengejeknya 

2. memerintah orangtua diluar hal yang wajar 

3. berkata “ah” dan tidak memenuhi panggilan orangtua 

4. tidak mengurusi orangtua dan lebih mementingkan orang lain 

Menghindari Sifat Durhaka Melalui Kisah Kan’an



 B. Adab Terhadap Lingkungan 

    Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda lain yang tak bernyawa. Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia dalam kedudukannya sebagai khalifah Allah di muka bumi ini.  Kekhalifahan menuntut adanya hubungan antara manusia dengan sesamanya, dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Dalam pandangan akhlak Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang, atau memetik bunga sebelum mekar. Hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti setiap manusia dituntut harus mampu memahami kejadian-kejadian yang sedang berjalan atau semua peristiwa yang sedang terjadi. Yang demikian itu akan membentuk pribadi manusia yang bertanggung jawab, sehingga ia tidak melakukan perusakan, bahkan dengan kata lain, "Setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri." Binatang, tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa semuanya diciptakan oleh Allah Swt. dan menjadi milik-Nya. Semua memiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan seorang muslim untuk menyadari bahwa semuanya adalah makhluk Tuhan yang harus diperlakukan secara baik. Firman Allah Swt. dalam surat al Ḥijr ayat 19 dan 20: 

وَاْلاَرْضَ مَدَدْنٰهَا وَاَلْقَيْنَا فِيْهَا رَوَسِىَ وَاَنْبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ سَيْئٍ مَوْزُوْنٍ. وَجَعَلْنَالَكُمْ فِيْهَا مَعٰيِسَ وَمَنْ لَسْتُمْ لَهُ بِرٰزِقِيْنَ.

Artinya: “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan Kami pancangkan padanya gunung-gunung serta Kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran (19). Dan Kami telah menjadikan padanya sumber-sumber kehidupan untuk keperluanmu, dan (Kami ciptakan pula) makhluk-makhluk yang bukan kamu pemberi rezekinya (20). (QS. Al-Hijr [15]:19-20) 

1. Adab terhadap Binatang 
    Binatang adalah makhluk hidup yang mempunyai beberapa kesamaan dengan manusia. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya binatang juga memerlukan makan sehari-hari, tempat berlindung yang aman dan nyaman dari berbagai gangguan dan ancaman dari makhluk yang lainnya. Lingkungan yang dibutuhkan binatang hampir sama seperti yang dibutuhkan manusia. Mereka juga hidup saling bergantung dan saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Manusia yang diberikan kelebihan oleh Allah berupa akal dan keterampilan yang lebih baik dari binatang, harus bisa menjaga dan melestarikan binatang disekitarnya dengan baik. Manusia sebagai makhluk yang mempunyai akal sempurna, pikiran dan perasaannnya harus bisa memberikan perlindungan yang baik kepada binatang, terutama kepada hewan-hewan yang dilindungi negara. Sikap perlindungan itu bisa ditunjukkan dengan cara diantaranya adalah tidak merusak lingkungan tempat tinggal hidup binatang, selalu menjaga kelestarian lingkungan sekitar sehingga habitatnya akan terpelihara dengan baik. Agama Islam mengajarkan kita untuk berperilaku islami terhadap binatang dan tumbuhan. Bahkan Rasulullah Saw. juga secara tegas melarang kita menyiksa binatang atau memperlakukan binatang semena-mena. 

 Adapun adab islami yang dapat kita lakukan terhadap binatang di antaranya : 

 Memperlakukan binatang dengan penuh kasih sayang, misalnya memberinya makan, minum dan merawatnya jika sakit. 
 Melindungi binatang yang dilindungi negara seperti: komodo, gajah, jerapah, dan burung cendrawasih. 
 Tidak menyiksa binatang untuk kepuasan pribadi. 
 Jika menyembelih binatang hendaknya dengan pisau tajam dan sesuai dengan syariat Islam. 
 Menjaga ekosistem sebagai tempat hidup binatang. 
 Menjaga binatang dan tidak menyakitinya. 
 Tidak menyiksa dan tidak menjadikannya sebagai hewan aduan.

     Jika kita mampu menyayangi binatang dengan baik, itupun akan berakibat baik terhadap kita sendiri. Jika kita dapat menjaga binatang-binatang tersebut, maka generasi kita yang akan datang tidak hanya dapat melihat gambarnya, tetapi juga dapat melihat langsung binatang-binatang tersebut. 


2. Adab terhadap Tumbuhan 
     Allah Swt. memberikan kita tanah yang subur. Setiap benih yang kita tanam dapat tumbuh dengan baik. Setiap pohon yang kita tanam, akan tumbuh dengan subur dan lebat daunnya. Bermacam-macam buah dapat kita peroleh dengan mudah, termasuk sayur-sayuran yang dengan mudah dapat dibudidayakan. Ini semua adalah kemurahan Allah Swt. yang diberikan kepada kita. Tumbuh-tumbuhan sangat bermanfaat bagi kita. Pada siang hari yang panas, akan terasa segar apabila berada di bawah pohon yang rindang. Semua itu disebabkan karena tumbuhan sedang melakukan proses fotosintesis pada siang hari. Tumbuhan menghisap karbondioksida dan mengeluarkan oksigen. Oksigen dibutuhkan manusia dan hewan untuk bernafas. Ternyata banyak manusia yang kurang pandai bersyukur. Ia terlalu serakah. Keserakahannya sering menimbulkan kerusakan. Hutan yang dulunya sangat lebat dan terjaga, mulai banyak yang gundul. Para penebang hutan dengan seenaknya merusak kawasan yang seharusnya dilindungi. Padahal Allah telah mengingatkan kita akan akibat dari kerusakan yang diperbuat manusia. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surah ar-Rum ayat 41:
 

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْن

Artinya: ”Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS. Ar-Rum ayat : 41) Keinginan dan keserakahan beberapa orang saja dapat mangakibatkan bencana yang sangat dahsyat. Setiap saat kita mendengar ada musibah dan bencana alam menimpa manusia yang tidak berdosa akibat ulah mereka. Di antara bencana yang terjadi adalah: 
1. Tanah longsor 
    Hutan yang dulunya sangat lebat dengan pohon-pohon yang besar dan menjulang tinggi sudah banyak ditebangi untuk dijual. Bukit-bukit yang ada sekarang tinggallah tanah yang gundul. Ketika hujan lebat, tanah yang ada di bukit tersebut tidak punya kekuatan untuk menahan derasnya air. Tanah longsor pun tidak dapat dihindarkan. 
2. Kebakaran hutan 
    Banyak orang yang melakukan perambahan hutan dan membakarnya untuk membuka lahan baru. Padahal asapnya sangat mengganggu dan terkadang sampai ke negara tetangga. Asap yang dihirup manusia itu sangat berbahaya bagi paru-paru. Tidak sedikit orang yang terganggu pernapasannya karena menghirup asap tersebut. 
3. Banjir 
    Kita sering menyaksikan di TV atau media massa lainnya terjadinya banjir di mana-mana. Semua itu disebabkan resapan air yang makin berkurang dengan banyaknya penggundulan hutan. Tumbuhan yang berfungsi menyerap air dan menahan tanah sudah sangat berkurang jumlahnya. Keseluruhan air tidak dapat meresap ke dalam tanah sehingga menyebabkan terjadinya banjir. 
4. Kekeringan 
    Bencana ini kebanyakan terjadi di musim kemarau. Tanah yang gundul tidak akan mampu menahan air. Jika musim kemarau tiba, air yang ada di dalam tanahpun segera hilang. Akhirnya, tanah menjadi kering dan sulit untuk ditanami. Akibatnya, masyarakat tidak akan dapat merasakan hasil panennya karena tanahnya tidak dapat ditanami. 
5. Tanah tandus 
    Banyak lahan yang tandus dan tidak bisa digarap lagi. Hal ini banyak tejadi di tempat-tempat pertambangan. Setelah mengeruk habis sumber daya alam yang ada di dalamnya, kemudianditinggalkan begitu saja tanpa ada usaha untuk memperbaikinya. Allah Swt. memerintahkan kita untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar dengan cara menjaga tanaman dan pepohonan yang ada di sekitar kita. Allah Swt. telah memberikan peringatan berupa peristiwa bencana alam yang terus-menerus terjadi di muka bumi ini, jika manusia tidak mengindahkan lingkungan dengan sebaik-baiknya. Dalam al-Qur’an Surah al-An'am ayat 38, Allah Swt. menegaskan : 

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا طٰۤىِٕرٍ يَّطِيْرُ بِجَنَاحَيْهِ اِلَّآ اُمَمٌ اَمْثَالُكُمْ ۗمَا فَرَّطْنَا فِى الْكِتٰبِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ

Artinya: “Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan. (QS. Al-An'ām[6]:38) 
    Dengan demikian jelaslah bahwa binatang melata dan burung-burung pun adalah umat seperti manusia juga, sehingga semuanya tidak boleh dianiaya atau disakiti. Artinya tumbuhan dan binatang yang ada di sekitar kita harus dipelihara dan dijaga dengan sebaik-baiknya agar terhindar dari sikap menyakiti dan menelantarkannya. Kita harus berusaha menyelamatkan mereka dari kepunahan. 


ADAB TERHADAP TETANGGA DAN LINGKUNGAN

 A. Adab Hidup Bertetangga 

1. Arti Hidup Bertetangga  

    Tetangga adalah orang–orang yang tinggalnya berada di sekitar kita baik yang seagama maupun yang berlainan agama, berlainan suku, maupun berlainan status sosial ekonomi. Dengan keragaman suku, agama, dan status sosial, kita tidak boleh membeda-bedakan di antara mereka agar terjalin hubungan yang harmonis, saling menghormati sehingga terbina kerukunan hidup bertetangga. Sesuai dengan sabda Rasulullah Saw yang artinya Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah memuliakan tetangga.”(HR. Bukhari dan Muslim)

2. Adab Hidup Bertetangga 

    Tetangga merupakan saudara terdekat dengan kita dibandingkan dengan saudara-saudara kita yang masih mempunyai hubungan darah dan berjauhan rumah. Tetangga lebih tahu keberadaan kita setiap hari dibandingkan saudara-saudara kita yang jauh tempatnya. Oleh karena itu kita harus tahu bagaimana adab hidup bertetangga yang baik, agar terjalin hubungan yang harmonis. Pelajari adab hidup bertetangga berikut! 

a. Selalu berbuat baik dengan tetangga, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. dibawah ini: Artinya : “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah, orang yang paling baik (perilakunya) bagi sahabatnya dan sebaik-baik tetangga adalah orang yang baik (akhlaqnya) terhadap tetangganya”. 

b. Memberi kenyamanan hidup tetangga, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. di bawah ini yang artinya: “Demi Allah tidak beriman, “Demi Allah tidak beriman, “Demi Allah tidak beriman. Para shahabat bertanya siapakah mereka wahai Rasulullah? Yaitu orang yang tidak memberikan rasa aman bagi tetangganya dari kejahatan dirinya”. 

c. Tidak menyakiti tetangga 

Nabi Muhammad Saw. bersabda yang artinya“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia tidak menyakiti tetangganya” (HR. Bukhari) 

d. Tidak menyebarkan rahasianya 

Memberikan ucapan syukur baginya dalam kesenangan dan menghiburnya dalam kesusahan. Memberikan bantuan kepada mereka apabila kekurangan. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.:“Bukanlah seorang yang mukmin orang yang merasa kenyang sementara tetangganya kelaparan di sampingnya”. 

e. Saling menasihati, mengarahkannya pada kebaikan, menyerunya pada perbuatan ma’ruf dan mencegahnya dari kemungkaran. 

f. Saling bersilaturrahmi 

g. Menjenguk mereka ketika sakit. 


 C. Tolong Menolong 

    Tolong menolong artinya saling menolong atau saling memberikan pertolongan. Orang yang suka menolong, suatu saat pasti ditolong oleh orang lain bila menghadapi musibah atau kesulitan. Tolong menolong diperlukan dalam hal kebaikan dan takwa. 

Ciri-ciri orang yang memiliki sikap tolong menolong adalah: 

1. memiliki hati yang halus, sopan dalam tingkah laku dan tidak tinggi hati, congkak dan sombong, 

2. memiliki perasaan yang peka terhadap lingkungan sekitar, ia tidak saja mencintai dirinya sendiri dan keluarganya tetapi juga mencintai orang lain yang mendapat kesulitan, 

3. selalu memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan bantuan sekalipun tanpa diminta, 

4. Setiap membantu orang lain didasari perasaan ikhlas dan tidak mengharapkan imbalan (tidak pamrih). Jika kita mau memberikan bantuan kepada orang lain, maka suatu ketika kita memerlukan bantuan, maka orang lain pun akan membantu kita. Adanya tolong menolong akan mendatangkan banyak keuntungan atau hikmah. 

Hikmah bersikap tolong menolong adalah: 

1. disenangi, dihormati dan dikagumi oleh semua orang 

2. memiliki banyak sahabat dan saudara 

3. orang yang suka menolong apabila mengalami kesulitan atau musibah, banyak yang turut memberi bantuan dengan ikhlas, sekalipun tanpa diminta. 

4. dicintai Allah, dimudahkan segala urusannya oleh Allah, dan Allah Swt. akan memberinya rezeki yang mengalir dari segala arah dan tak disangka-sangka. 

Akibat tidak memiliki sifat tolong menolong adalah: 

1. dianggap sebagai orang yang sombong sehingga dijauhi banyak orang dan terkucilkan 

2. apabila ia mengalami kesulitan atau musibah, tidak ada yang mau membantu, andaikata ada yang membantu karena terpaksa dan tidak ikhlas 

3. berkah rezekinya dikurangi oleh Allah, sehingga hidupnya tidak bisa tenang dan selalu gelisah 

4. hilangnya rasa kebersamaan diantara teman. 


 B. Pemberani 

    Pemberani (asy-syaja'ah) adalah bersedia bertanggung jawab atas segala perbuatannya dengan pikiran yang jernih serta harapan yang tidak putus. Keberanian tanpa pikiran yang jernih dan tanpa harapan adalah nekad atau membabi-buta. 

    Syaja'ah bukannya sifat yang tidak pernah takut, tetapi syaja'ah adalah sifat yang dapat mengatasi rasa takut. Dengan sifat ini rasa takut itu dapat dikendalikan dan bahaya dari hal yang ditakuti itu dapat diperkecil atau dihindari. Oleh karena itu orang yang mempunyai sifat syaja'ah memiliki ketenangan hati dan kemampuan mengolah sesuatu dengan pikiran tenang. Sikap pemberani diperlukan dalam hal kebaikan, seperti memperjuangkan hak, melaksanakan tugas dan kewajiban, memperjuangkan cita-cita, mempertahankan dan membela kebenaran. 

   Menurut Ibnu Miskawaih, sifat Syaja'ah mengandung keutamaan￾keutamaan sebagai berikut : 

1. berjiwa besar, yaitu sadar akan kemampuan diri dan sanggup melaksanakan pekerjaan besar  yang sesuai dengan kemampuannya. Bersedia mengalah dalam persoalan kecil dan tidak penting. Menghormati tetapi tidak silau kepada orang lain. 

2. tabah, yaitu tidak segera goyah pendirian, bahkan setiap pendirian keyakinan dipegangnya dengan mantap. 

3. keras kemauan, yaitu bekerja sungguh-sungguh dan tidak berputus asa serta tidak mudah dibelokkan dari tujuan yang diyakini. 

4. ketahanan, yaitu tahan menderita akibat perbuatan dan keyakinannya. 

5. tenang, yaitu berhati tenang, tidak selalu menuruti perasaan (emosi) dan tidak lekas marah. 

6. kebesaran, yaitu suka melakukan pekerjaan yang penting atau besar. 



AKHLAK TERPUJI

A. Pantang Menyerah 

    Pantang menyerah adalah sikap tidak mudah putus asa dalam melakukan sesuatu. Sikap yang seperti ini perlu untuk dimiliki oleh setiap orang. Apalagi di zaman sekarang, persaingan menuju kesuksesan menuntut kita untuk terus berjuang. Jika kita mudah menyerah, maka kesuksesan akan hilang dari jangkauan kita. Patang menyerah menjadi hal yang tidak mudah dilakukan. Banyak orang yang memilih untuk menyerah ketika merasa tidak mampu untuk bangkit di saat perjalanannya dihadang suatu masalah. Ada anak yang mengaku tidak bisa dalam satu pelajaran, sementara dia belum berusaha dengan maksimal. Untuk memiliki sikap ‘pantang menyerah’, kita harus membuka pikiran kita sendiri agar tetap semangat. Jangan sampai kita dikalahkan oleh rasa putus asa. 

Berikut ini ada beberapa hal yang bisa membuat kita tetap semangat, yaitu: 

1. Meyakini bahwa setiap orang memilki kelebihan 
    Manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Manusia dikaruniai akal untuk belajar dan berpikir, badan sehat dan kuat untuk berusaha dan bekerja. Pada saat sedang belajar, seorang anak akan banyak mengalami hambatan dan gangguan. Seperti kesulitan menyelesaikan tugas atau soal. Namun ia tidak cepat menyerah, ia terus berusaha, bertanya dan terus belajar hingga dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Di saat kita belajar naik sepeda kita sering terjatuh, namun kita terus berlatih. Hingga akhirnya kita terampil naik sepeda. Hanya anak yang pantang menyerah yang dapat berhasil meraih cita-citanya. 
2. Yakin bahwa kita mampu dan pasti bisa 
    Saat kita yakin mampu melakukan sesuatu yang sedang kita targetkan, kemungkinan besar kita akan benar-benar bisa untuk mewujudkannya. Karena dengan berpikir demikian, kita akan terus berusaha dan mengejar target tersebut sampai akhirnya kita benar-benar mencapainya. Jika tidak, naluri akan terus membawa kita untuk terus berjuang, sebab kita masih yakin kalau kita mampu untuk mencapainya. Ketika teman kita bisa mendapatkan nilai yang baik, maka kita juga pasti bisa. 
3. Mengingat kembali kesuksesan yang pernah diraih 
    Jika kita pernah gagal dalam melakukan suatu usaha, mengingat sebuah kesuksesan dapat membuat kita kembali semangat. Kita dapat memikirkan kenangan tentang kesuksesan sehingga kita berkeinginan untuk kembali mengulang masa sukses itu. Jika kita belum pernah merasakan sebuah kesuksesan, kita dapat bercermin pada kesuksesan orang lain. Jadikan kesuksesan orang lain sebagai inspirasi (semangat) bagi diri kita dalam berusaha. Tak ada orang yang sukses tanpa pernah mengalami sebuah kegagalan. Terus berusaha dan tetap semangat. 
4. Bersikap Optimis dan berprasangka baik 
    Kita harus bersikap optimis dalam mengerjakan sesuatu. Berpandangan baik bahwa kita akan mampu untuk mewujudkannya. Jangan berpikiran bahwa kita akan gagal, dan jangan biarkan pikiran buruk itu membuat nyali menciut. Jika orang lain bisa mewujudkan keinginannya, kita pun pasti bisa, insyaallah. “Man jadda wajada” (barangsiapa yang bersungguh-sungguh ia akan berhasil) 
5. Selalu mengingat Allah Swt. dan berdoa 
    Ketika kita melakukan sesuatu, ada kemungkinan kita mengalami sebuah hambatan dan persoalan. Sama halnya ketika kita menginginkan kesuksesan. Jika terdapat sebuah rintangan, yakinlah bahwa Allah Swt. akan membantumu. Serahkan semuanya pada Allah Swt. dan berharaplah Allah Swt. akan menolongmu. Dengan demikian, saat orang lain hampir menyerah dengan apa yang dia lakukan, kita akan tetap semangat karena kita masih punya harapan yang kita gantungkan pada Allah Swt.. Nah, itulah lima hal yang harus kita pikirkan agar kita tetap semangat dan selalu bersikap pantang menyerah. Jangan biarkan kesuksesanmu terhambat 
oleh keputusasaan. 


 B. Nama-Nama Neraka 

Neraka adalah tempat penyiksaan yang amat pedih. Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak beriman, suka berbuat maksiat dan berbuat dosa. Manusia yang dimasa hidupnya melakukan keburukan seperti mendustakan Allah Swt. dan Rasul-Nya, akan masuk ke dalam neraka dan akan mendapat siksa yang pedih. Neraka merupakan tempat terburuk dengan segala keseramannya yang tidak akan bisa dibayangkan. Bahkan tidak terpikirkan oleh manusia seperti apa neraka itu. Terdapat tujuh pintu neraka dengan tingkatan yang berbeda-beda. 

1. Neraka Jahim 

    Neraka Jahim adalah neraka sebagai tempat penyiksaan atas orang￾orang musyrik atau orang-orang yang menyekutukan Allah Swt. Sesembahan mereka akan datang untuk menyiksa mereka. Orang yang di dunia menyembah sapi, maka sapi yang akan menyiksa orang itu. Orang yang menyembah patung berbentuk hewan, maka patung itu yang akan menyiksanya. Dan demikian selanjutnya. Syirik merupakan dosa paling besar yang tidak diampuni Allah Swt. sebelum bertobat. Syirik berarti menyekutukan Allah Swt. atau menganggap ada mahluk yang lebih hebat dan berkuasa selain Allah Swt.. 

Nama neraka Jahim tersebut di dalam al-Qur’an surah asy-Syu’araa’ ayat 91: 


وَبُرِّزَتِ ٱلْجَحِيمُ لِلْغَاوِينَ

Artinya: “Dan neraka Jahim diperlihatkan dengan jelas kepada orang-orang yang sesat,” (QS. Asy-Syu'araa' [26]:91) 

2. Neraka Saqar 
    Neraka Saqar adalah tempat untuk orang-orang munafik, yaitu orang￾orang yang mendustakan (tidak menaati) perintah Allah Swt. dan Rasulullah. Mereka mengetahui bahwa Allah Swt. sudah menentukan hukum Islam melalui lisan Nabi Muhammad saw. Akan tetapi mereka meremehkan syariat (hukum) Islam. Maka dibakar dalam api adalah hukuman untuk mereka. Nama neraka ini tercantum dalam al-Qur’an Surah al-Muddatstsir ayat 26-27,42: 


سَأُصۡلِیهِ سَقَرَ ۝  وَمَاۤ أَدۡرَىٰكَ مَا سَقَرُ ۝ 

Artinya: Kelak, Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar, dan tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu?(QS. Al-Muddatstsir [74]:26-27) 

مَا سَلَكَكُمْ فِيْ سَقَرَ

Artinya : Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka) Saqar?” (QS. Al-Muddatstsir [74]:42) 

3. Neraka Lazza 
    Neraka Lazza merupakan neraka yang bergejolak apinya dan mengelupaskan kulit kepala. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam al-Qur’an Surah Al-Ma'ārij ayat 15-18: 

(15) كَلَّآ ۖ إِنَّهَا لَظَىٰ
(16)نَزَّاعَةً لِّلشَّوَىٰ
(17) تَدْعُوا۟ مَنْ أَدْبَرَ وَتَوَلَّىٰ
(18) وَجَمَعَ فَأَوْعَىٰٓ

    Artinya: “Sama sekali tidak! Sungguh, neraka itu api yang bergejolak, Yang mengelupaskan kulit kepala. Yang memanggil orang yang membelakangi dan yang berpaling (dari agama). Dan orang yang mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya”. (QS. Al-Ma'ārij [70]:15-18) 

4. Neraka Huthamah 
    Neraka Huthamah disediakan untuk orang yang suka mengumpulkan harta, serakah dan menghina orang-orang miskin. Mereka berpaling dari agama, tidak mau bersedekah dan tidak membayar zakat. Mereka juga memasang wajah masam apabila ada orang miskin yang meminta bantuan. Maka Allah Swt. akan menyiksa mereka dengan cara menguliti dan mengelupaskan kulit muka mereka dan membakarnya. Di neraka Huthamah harta yang mereka kumpulkan akan dibawa dan dibakar untuk diminumkan sebagai siksa kepada manusia. Demikian Allah akan membalas orang-orang yang serakah seperti dijelaskan Allah Swt.njdalam al-Qur’an Surah al-Humazah. 

5. Neraka Sa’ir 
    Neraka Sa’ir diisi oleh orang-orang kafir. Dan orang yang memakan harta anak yatim. Kafir berasal dari kata kufur yang berarti ingkar atau menolak. Kafir dapat diartikan orang yang menolak adanya Allah Swt. atau tidak percaya kepada-Nya dan juga kepada Rasul-Nya. Orang kafir terdiri dari orang yang tidak beragama Islam atau orang yang tidak mau membaca syahadat, orang Islam yang tidak mau shalat, orang Islam yang tidak mau puasa, dan orang Islam yang tidak mau berzakat. Hal ini dijelaskan Allah Swt dalam al-Qur’an Surah an-Nisa’ ayat 10 dan Surah al-Mulk ayat 5,10,11. 

6. Neraka Wail 
    Neraka Wail disediakan untuk para pengusaha dan pedagang yang culas, mengurangi timbangan, mencalo barang dagangan untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat. Maka dagangan mereka dibakar dan dimasukkan ke dalam perut mereka sebagai azab atas dosa-dosa mereka. Surah (al￾Tatfif) dan (at-Ṭūr). Nama neraka ini tercantum dalam al-Quran Surah al￾Muthaffifin ayat 1-3. 

7. Neraka Jahanam 
    Neraka Jahanam merupakan neraka yang paling dalam dan berat siksaannya. Sebagaimana Allah Swt. firmankan dalam al-Qur’an Surah al-Hijr ayat 43-44: 

(43) وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ

(44) لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَٰبٍ لِّكُلِّ بَابٍ مِّنْهُمْ جُزْءٌ مَّقْسُومٌ


    Artinya: “Dan sungguh, Jahanam itu benar-benar (tempat) yang telah dijanjikan untuk mereka (pengikut setan) semuanya (43). (Jahannam) itu mempunyai tujuh pintu. Setiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan tertentu dari mereka (44). (QS. Al-Hijr [15]:43-44) 



SURGA DAN NERAKA

    Setip manusia akan mengalami kehidupan di dunia dan kehidupan setelah kematian. Kehidupan di dunia merupakan kehidupan sementara. Setelah itu ia akan mengalami kematian. Ia akan hidup di alam barzah atau alam kubur sampai saatnya hari kiamat tiba. Setelah hari kiamat manusia akan dibangkitkan untuk diminta pertanggungjawaban atas amal perbuatannya di dunia dan menerima balasan atas amal perbuatannya. Allah Swt. telah menjanjikan surga sebagai balasan bagi orang yang beriman dan beramal saleh dan neraka bagi orang yang ingkar dan berbuat maksiat. 

A. Nama-Nama Surga 

    Surga adalah tempat kenikmatan dan kebahagiaan yang Allah Swt. sediakan bagi hambanya yang beriman dan beramal saleh. Kebahagiaan terbesar dan kemuliaan tak terperikan bagi orang-orang mukmin adalah kebahagiaan dan kemuliaan saat rombongan mereka masuk ke dalam surga. Begitu surga yang dijanjikan berada di depan mata, dibukalah pintu-pintunya dan rombongan mereka disambut hangat para malaikat, sebagaimana yang digambarkan dalam ayat al-Qur’an Surah az-Zumar ayat 73: 


وَسِيْقَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ اِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءُوْهَا وَفُتِحَتْ اَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوْهَا خٰلِدِيْنَ

    Artinya: “Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan. Sehingga apabila mereka sampai kepadanya (surga) dan pintu-pintunya telah dibukakan, penjaga-penjaganya berkata kepada mereka, “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masuklah, kamu kekal di dalamnya.” (QS. Az-Zumar [39]:73) 

    Surga mempunyai banyak nama. Tiap-tiap surga diperuntukkan kepada calon penghuninya sesuai dengan amal kebaikan dan ibadahnya. 

1. Surga Firdaus   

Surga Firdaus adalah surga yang diperuntukkan bagi orang yang khusyuk dalam shalatnya, menjauhkan diri dari perbuataan sia-sia, aktif menunaikan zakat, menjaga kemaluannya, memelihara amanah, menepati janji, dan memelihara shalatnya. Sebagaimana tersebut dalam al-Qur’an surah al-Kahfi ayat 107 dan surah al-Mukminun, ayat 9-11. 

2. Surga ‘Adn 
Surga ‘Adn adalah surga yang diperuntukkan bagi orang yang bertakwa kepada Allah Swt. (QS. an-Nahl [16]:30-31), benar-benar beriman dan beramal saleh (QS. Thaha[20]: 75-76), banyak berbuat baik (QS. Fathir [35]: 32-33), sabar, menginfakkan hartanya dan membalas kejahatan dengan kebaikan (QS. ar-Ra’ad [13]:22-23).

 3. Surga Na’im 

Surga Na’im adalah surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang benar￾benar bertakwa kepada Allah Swt. dan beramal saleh (QS. Luqman[31] : 8) dan (QS. al-Hajj [22] : 56).   

4. Surga Ma’wa 

Surga Ma’wa adalah surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah Swt. (QS. an-Najm [53]: 15), beramal saleh (QS. As￾Sajdah [32]: 19), serta takut kepada kebesaran Allah dan menahan hawa nafsu (QS. An- Naziat [79]: 40-41).    
5. Surga Darussalam 
Surga Darussalam adalah surga yang diperuntukkan bagi orang yang kuat iman dan Islamnya, memperhatikan ayat-ayat Allah Swt, serta beramal saleh. Sebagaimana firman Allah Swt. “Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Rabbnya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal￾amal saleh yang selalu mereka kerjakan” (QS. al-An’am [6]:127). 
6. Surga Darul Muqamah 
Surga Darul Muqamah adalah surga yang diperuntukkan bagi orang yang bersyukur kepada Allah. Kata Darul Muqamah berarti suatu tempat tinggal yang di dalamnya orang-orang tidak pernah merasa lelah dan tidak merasa lesu. Tempat ini diperuntukkan kepada orang-orang yang bersyukur sebagaimana yang disebutkan di dalam al-Qur’an Surah Fatir ayat 35. 
7. Surga al-Maqamul Amin
Surga Al-Maqamul Amin merupakan surga yang diperuntukkan bagi orang￾orang yang bertakwa. “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman”. (QS. Ad-Dukhān[44]: 51). 
8. Surga Khuldi
Surga Khuldi (jannatul khuldi) adalah surga yang diperuntukkan bagi orang yang taat menjalankan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangannya (orang￾orang yang bertakwa). Katakanlah (Muhammad), “Apakah (azab) seperti itu yang baik, atau surga yang kekal yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa sebagai balasan, dan tempat kembali bagi mereka?” (QS. Al￾Furqan[25]:15). 







Minggu, 26 Juni 2022

 B. Al-Kabiir (Yang Maha Besar) 

    Al-Kabiir artinya Allah Maha Besar. Al-Kabiir adalah salah satu dari asmaul husna yang berarti Allah Maha Besar. Kebesaran Allah dibuktikan dengan beragam ciptaan-Nya yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya. Contoh Allah Swt. bersifat Al-Kabiir adalah diciptakannya matahari yang sangat panas dengan sinar yang menerangi semesta alam dan sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup seluruh makhluk. Begitu juga terhamparnya laut yang luas dan gunung-gunung yang tinggi menghiasi bumi ini semakin membuktikan bahwa Allah Maha Besar.

    Bagaimana dengan kemampuan manusia sekarang ini yang dapat menciptakan pesawat, robot, computer, scan, android? Apakah bisa dianggap maha besar? Tentunya tidak. Pengetahuan dan kemampuan manusia menciptakan barang-barang tersebut hanya sebagian kecil dari pengetahuan yang Allah Swt. berikan kepada manusia. Barang-barang buatan manusia mudah rusak dan kadaluarsa. Karena itu manusia tidak boleh merasa lebih besar dari yang lainnya. Karana hanya Allah Swt. Yang Maha Besar. 

    Apabila kita mau berpikir tentunya banyak bukti yang menunjukkan bahwa Allah itu Maha Besar. Misalnya, penciptaan alam semesta beserta seluruh isinya. Allah menciptakan matahari dan bulan, keduanya berfungsi untuk menyinari bumi, berjalan pada orbitnya, dan tidak pernah berbenturan. Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi diciptakan sebagai hamparan dan langit diciptakan di atas bumi tanpa memiliki tiang penyangga. 

    Masihkah kita ragu, bahwa Allah al-Kabiir? Tidak, kita meyakini bahwa Allah al-Kabiir. Dengan keyakinan ini kita akan mencontoh dan meneladani nilai-nilai al-Kabiir dalam hidup kita.

    Seorang hamba yang meneladani nama al-Kabiir, dia akan selalu menghadirkan kebesaran dan keagungan Allah dalam kehidupannya. Ia akan selalu berusaha untuk menghilangkan sikap sombong atau takabur. Ketika ia menyebut nama Allah al-Kabiir atau Allahu Akbar, maka semua hal selain Allah Swt., adalah kecil. Ia tidak akan silau atau tertipu oleh kedudukan, derajat, pangkat, bahkan semua hal yang ada di jagat raya. Karena apa yang ada di dunia ini tidak bisa disejajarkan sedikit pun dengan apa yang ada di sisi Allah Yang Maha Besar. 

ASMAUL HUSNA

A.  Al-‘Adhiim (Yang Maha Agung) 

    Al-‘Adhiim artinya Allah Maha Agung. Contoh Allah Swt. bersifat al-‘Adhiim adalah dengan diciptakannya alat pencernaan pada manusia. Makanan yang kita makan dari berbagai macam jenis baik keras ataupun lunak dapat diolah oleh pencernaan kita lalu diubah menjadi darah dan mengalir ke seluruh tubuh. Bukankah itu termasuk salah satu bukti keagungan Allah Swt.?

    Tahukah kamu berapa luas alam semesta? Kamu hanya mengetahui bahwa alam semesta sangat luas. Akan tetapi kamu tidak dapat mengukurnya dengan pasti berapa luas alam semesta ini. Hal itu disebabkan keterbatasan pancaindra yang kita miliki sehingga tidak mampu melihat letak ujung-ujung alam semesta. Luas alam semesta tidak ada batasnya.

    Allah Swt. Dzat Yang Maha Agung telah menciptakan alam semesta ini. Dengan Keagungan-Nya Dia menciptakan bumi, langit, sesuatu yang ada diantara keduanya, dan mengatur segala yang ada di dalamnya. 

    Keagungan Allah Swt. tidak dapat dibandingkan dengan makhluk ciptaanNya. Sehebat apapun manusia atau makhluk apapun mampu menciptakan dan menaklukkan isi dunia ini, namun ia akan sampai pada satu batas kelemahannya. Sedangkan keagungan Allah Swt. tidak ada batasannya. 

    Seorang mukmin wajib meyakini bahwa Allah Swt. al-‘Adhiim. Tidak ada satupun dzat atau makhluk yang memiliki keagungan tertinggi selain Allah Swt. Salah satu perbuatan meyakini bahwa Allah al-‘Adhiim terdapat di dalam amalan shalat. Di saat kita ruku’ kita membaca kalimat “subḥāna rabbiyal ‘aẓīmi”, artinya: “Mahasuci Tuhanku Yang Maha Agung”. Dengan mengucapkan kalimat ini menunjukkan pengakuan seorang hamba akan keagungan Tuhannya. 



Al-Kabiir (Yang Maha Besar)

 

 

  C. Taat kepada Orang tua 

    Orang tua berjasa sangat besar terhadap hidup anak-anaknya. Andaikan harta yang dimiliki seorang anak digunakan untuk membalas jasa orangtuanya, belum tentu bisa sebanding dengan jasa dan pengorbanan orang tuanya. Orang tua melahirkan anaknya ke dunia, merawat, mengasuh, membesarkan dan mendidiknya. Begitu besar jasa orang tua kepada anak-anaknya. Karena itu sudah sepatutnya anak berterima kasih kepada orang tuanya dengan cara berbuat baik, menghormati dan menaatinya. Allah Swt. berfirman:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ 

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak…” (QS. Al-Isra[17]:23) 

    Allah Swt. memerintahkan kepada manusia untuk selalu patuh dan taat kepada kedua orang tuanya. Mengapa kita harus patuh dan taat kepada orangtua? Ibu kita telah bersusah payah mengandung kita selama lebih kurang sembilan bulan. Ketika melahirkan, ia merasakan sakit luar biasa. Pada saat kita masih bayi ia tidak dapat tidur dengan nyenyak karena ia kadang terbangun ketika kita menangis di waktu malam. Ayah bekerja mencari rezeki untuk kita siang dan malam. Mereka berdua bekerja keras demi kebahagiaan anak-anaknya. Sebagai balas budi kita terhadap mereka maka kita harus patuh dan taat kepada mereka berdua. Orangtua adalah manusia yang sangat berjasa kepada kita. Beliau berdua rela melakukan apapun demi kebahagiaan anak-anaknya. Berikut ini beberapa alasan mengapa kita harus patuh dan hormat kepada orangtua kita:

  1. Orang tua yang melahirkan kita 
  2. Beliau berdua mengasuh anaknya sejak bayi hingga dewasa 
  3. Doa orangtua kita selalu tercurahkan untuk keberhasilan dan kesuksesan kita 
  4. Orang tua bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya 
  5. Perintah Allah Swt. dan Rasulullah Saw. untuk selalu berbakti kepada orangtua.

 


Beberapa cara menghormati orangtua antara lain: 

  1. Menuruti perintahnya selama tidak bertentangan dengan agama
  2. Berbicara yang sopan kepada beliau berdua 
  3. Selalu menampakkan wajah ceria (tersenyum) di hadapan beliau
  4. Rajin berdoa untuk keselamatan orangtua baik di dunia maupun di akhirat
  5. Tidak melakukan perbuatan yang dilarang oleh orangtua 
  6. Merawat beliau ketika sakit. 

D. Hormat dan Patuh kepada Guru 

    Selain orang tua, manusia yang sangat berjasa dalam perjalanan hidup kita adalah guru. Kehadiran guru membuat kita menjadi anak yang pintar dan menjadi tahu tentang ilmu. Karena itu kita patut hormat dan patuh kepada guru-guru kita. 

Beberapa ciri dari sikap patuh dan taat kepada guru adalah sebagai berikut: 

1. Sopan santun 
    Hormat terhadap guru harus diwujudkan dengan sikap yang baik terhadapnya. Misalnya, dengan berperilaku sopan santun. Guru adalah orang  yang telah mendidik sekaligus mengajari kita dengan berbagai ilmu yang sangat berguna bagi kehidupan dan masa depan kita semua. Hormatilah guru sebagaimana menghormati kedua orangtua kita. Berdirilah menyambutnya jika guru datang. Tidak boleh mendahului dan memutus pembicaraannya. Memberi salam dan menjabat tangannya setiap hari di sekolah dan menghadapinya dengan wajah tersenyum.

2. Menghargai   

    Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Berkat jasa dan pengorbanannya kita bisa membaca, menghitung, dan mengenal dunia sekeliling kita. Oleh karena itu kita wajib menghargai guru. Salah satu cara menghargai guru adalah dengan mendengarkan semua perkataannya, mengerjakan semua tugasnya dan tidak melupakannya walaupun kita telah keluar dari sekolah atau guru sudah tidak mengajari kita.  

3. Taat

    Anak yang beradab adalah anak yang memiliki ketaatan yang tinggi terhadap gurunya. Ketaatan ini dapat diwujudkan dengan mematuhi segala nasehat yang diberikan dan menjahui segala yang dilarangnya. Ketaatan tersebut dilakukan dengan ikhlas bukan karena takut hukuman.

    Sikap hormat dan patuh tersebut dapat diwujudkan dalam perbuatan sehari-hari. Berikut adalah contoh perbuatan yang mencerminkan hormat dan patuh pada guru: 

 1. Memperhatikan pengajaran yang diberikan oleh guru 

 2. Mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru 

 3. Melaksanakan segala nasihat guru 

 4. Mengucapkan salam ketika berjumpa dengan guru 

 5. Mencium tangan guru ketika bersalaman 

 6. Tidak melupakan kebaikan guru 

 7. Berdiri menyambut guru 

 8. Bertanya sesuatu yang belum dipahami dengan sopan 

 9. Tidak mendahului dan memutuskan pembicaraan. 

Adapun manfaat lain dari hormat kepada guru adalah: 

1. Disenangi oleh banyak orang 

2. Memperoleh ilmu yang barakah 

3. Menjadi anak yang saleh 

4. Mendapatkan pahala dari Allah Swt. 

 B. Taat kepada Rasul 

 1. Arti Taat kepada Rasul

    Taat kepada rasul berarti mengikuti semua ajaran yang dibawanya. Dalam hal ini adalah ajaran agama Islam. Semua rasul yang diutus Allah Swt. membawa risalah agama Islam. Setelah meyakini ajarannya, kita wajib mengikuti dan mengamalkannya. Tidak akan ada gunanya jika kita hanya meyakini, tetapi enggan untuk mengamalkanya. Misalnya, tidak mengerjakan shalat, enggan berzakat, serta tidak mau bersedekah. Sesungguhnya semua yang diajarkan para rasul merupakan perintah dari Allah Swt. Kalau tidak menaati apa yang diperintahkan rasul, berarti kita tidak menaati Allah Swt..


  2. Cara Menaati Rasul 
    Ada banyak cara yang dapat kita lakukan dalam menaati ajaran para rasul, terutama Rasulullah saw.. Cara- cara menaati rasul, antara lain: 
  1. Mengetahui riwayat kehidupan para rasul, terutama Rasulullah Saw. dan ajaran yang dibawanya
  2. Membenarkan berita yang disampaikan para rasul
  3. Mengamalkan syariat yang dibawanya, dalam hal ini syariat Nabi Muhammad Saw. sebagai nabi dan rasul terakhir;
  4. Mencintai dan membela para rasul, terutama Rasulullah Saw.
  5. Meneladani kehidupan para rasul
  6. Menghidupkan Sunnah Rasulullah Saw.

    Selain itu, ada yang lebih khusus lagi perintah kepada kita agar memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Tujuannya adalah agar kelak kita mendapatkan syafaat beliau di akhirat.


Taat Kepada Orang tua

 C. Hikmah Beriman kepada Malaikat 

1. Meningkatkan ketaatan manusia kepada Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa. 

2. Menambah semangat untuk berbuat kebajikan dan menjauhi kemaksiatan karena ada malaikat yang ditugasi Allah Swt. untuk mengawasi dan mencatat segala amal manusia. 

3. Sikap kedisiplinan dan ketaatan malaikat dapat kita praktikkan dalam segala perbuatan dan    perkataan. 

4. Mengetahui keagungan, kebesaran, dan kekuatan Allah Swt. sehingga membuat kita semakin tunduk dan patuh kepada-Nya. 

5. Mengenal kasih sayang dan penjagaan Allah Swt. kepada makhluk Nya sehingga menambah rasa syukur kepada-Nya 

6. Terhindar dari kepercayaan yang menyesatkan.

 B. Nama dan Tugas Malaikat 

    Jumlah malaikat itu banyak sekali dan hanya Allah Swt. saja yang mengetahui jumlahnya. Adapun malaikat yang wajib kita ketahui berjumlah sepuluh malaikat. Siapakah sepuluh malaikat itu dan apa tugas mereka? Kenalilah kesepuluh nama malaikat beserta tugasnya di bawah ini! 

1. Malaikat Jibril bertugas bertugas menyampaikan wahyu. 

2. Malaikat Mikail bertugas membagikan rezeki.

            


3. Malaikat Munkar bertugas memeriksa amal manusia di dalam kubur. 

4. Malaikat Nakir bertugas menanyai manusia ketika di alam kubur 

5. Malaikat Izrail bertugas mencabut nyawa. 

6. Malaikat Israfil bertugas meniup sangkakala sebagai tanda kiamat.

7. Malaikat Raqib bertugas mencatat amal baik manusia. 

8. Malaikat Atid bertugas mencatat amal buruk manusia. 

9. Malaikat Malik bertugas menjaga neraka. 

10. Malaikat Ridwan bertugas menjaga surga.

 


Hikmah Beriman Kepada Malaikat


Senin, 20 Juni 2022

 B. Ar-Razzaaq (Allah Maha Pemberi Rezeki)

Perhatikan firman Allah Swt. dalam al-Qur’an Surah az-Zariyat ayat 58: 

اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِيْنُ

Artinya: “Sungguh Allah, Dialah pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh”. (QS. az-Zariyat [51]:58) 

    Kita menyadari bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan, baik kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang sangat diperlukan oleh manusia untuk kelangsungan hidupnya. Sedangkan kebutuhan sekunder bukan kebutuhan pokok, seperti mobil, perhiasan, rekreasi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut Allah Swt. memberikan rezeki yang berbeda-beda. Ada yang diberi banyak dan ada yang diberi sedikit, sehingga ada yang kaya dan ada yang miskin. Orang yang kaya mampu memenuhi kebutuhannya dengan mudah seperti makanan bergizi, pakaian bagus, rumah megah, bahkan mobil mewah. Sedangkan orang yang diberi rezeki sedikit, mereka hidup dalam keadaan yang kekurangan. 

    Dengan adanya perbedaan tersebut akan terjalin hubungan yang saling membutuhkan yaitu orang kaya membutuhkan tenaga orang miskin, sedang orang miskin membutuhkan imbalan dari orang kaya.Selain berupa harta dan benda, Allah SWT juga memberikan rezeki berupa kesehatan dan kecakapan. Dengan kesehatan dan kecakapan kita dapat melakukan aktifitas sehari-hari. Kesehatan adalah rezeki terindah yang Allah berikan kepada kita. Jika kita sakit, maka kita tidak dapat melakukan aktifitas sebagaimana biasanya dan tidak dapat menikmati rezeki yang Allah berikan. Oleh karena itu kita harus banyak bersyukur atas segala rezeki yang kita terima dari Allah Swt. Dengan banyak bersyukur Allah Swt. akan menambah rezeki untuk kita, insyaallah. 

    Cara meneladani sifat Allah ar-Razzaaq adalah dengan cara berbagi harta yang kita miliki. Ketika kita punya kelebihan rezeki, maka kita bisa membantu orang-orang yang memerlukan bantuan kita. Baik itu diminta atau tidak diminta. Kita juga harus yakin bahwa harta kita yang sesungguhnya adalah yang telah kita infaqkan di jalan yang diridhai Allah Swt. Sifat mudah berbagi dan bersedekah harus kita biasakan sejak dini. Tidak harus menunggu kaya baru bersedekah. Ketika kita membawa makanan, perlu juga kita berbagi dengan teman kita. Jika kita senang berbagi maka orang lain akan senang kepada kita dan kita juga akan mendapatkan pahala dari Allah Swt.

Selasa, 14 Juni 2022

 B. Macam-Macam Nikmat Allah dan Cara Mensyukurinya 


1. Nikmat Jasmani 
    Allah memberikan nikmat jasmani berupa tubuh kita. Jasmani adalah sebutan untuk tubuh atau badan kita. Allah telah memberikan tubuh yang baik dan sempurna yang terdiri dari: 
    a. Jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh 
    b.Telinga untuk mendengar 
    c. Mata untuk melihat 
    d. Kaki untuk berjalan 
    e. Tangan untuk memegang 
    f. Mulut untuk berbicara 
    g. Hidung untuk mencium 
    h. Banyak lagi bagian tubuh yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. 
    Jika ada satu bagian dalam tubuh kita yang tidak bisa berfungsi dengan baik, maka akan sangat mempengaruhi organ yang lainnya. Misalnya Allah menghentikan jantung kita, maka peredaran darah di tubuh kita akan 
berhenti juga. 

Cara mensyukuri nikmat jasmani antara lain adalah: 

a. Menjaga kebersihan tubuh kita agar tidak terkena penyakit 
b. Memanfaatkan dan menggunakan anggota tubuh kita untuk hal-hal yang baik dan bermanfaat. Misalnya mulut untuk berkata yang baik dan berdzikir kepada Allah Swt., mata untuk mengaji dan melihat keagungan ciptaan Allah Swt. 
c. Mendekatkan diri kita kepada Allah Swt. dengan semangat beribadah 
d. Selalu bersyukur dengan mengucapkan “alhamdulillah” atas nikmat jasmani.

 2. Nikmat Ruhani 

Nikmat ruhani adalah nikmat yang tidak terlihat oleh mata kita. Nikmat ruhani antara lain:
a. Hidup dalam iman dan Islam 
b. Mempunyai ilmu pengetahuan 
c. Bisa merasakan hal yang baik dan buruk 
d. Mempunyai akal pikiran untuk menuntut ilmu 
e. Mendapatkan kebahagiaan  

Cara mensyukuri nikmat ruhani tersebut antara lain: 

a. Rajin beribadah 
b. Semangat bekerja 
c. Berbicara dengan sopan santun 
d. Mematuhi aturan yang ada di sekolah dan di rumah 
e. Berbakti kepada orangtua yang telah membesarkan kita 
f. Senantiasa mengucapkan kata “alhamdulillah” atas nikmat tersebut.

 3. Nikmat Rezeki 

    Rezeki adalah pemberian dan anugerah dari Allah Swt. yang diberikan kepada manusia. Termasuk nikmat rezeki adalah harta benda yang kita miliki seperti televisi, motor, mobil, makanan, dan perlengkapan kita sehari-hari. Dengan adanya nikmat rezeki itu, kita bisa hidup dengan nyaman dan bahagia. 

Cara menyukuri nikmat rezeki antara lain: 

a. Mengeluarkan zakat untuk harta benda kita 
b. Membantu setiap orang yang membutuhkan bantuan kita 
c. Menggunakan rezeki kita untuk hal yang baik 
d. Merawat harta benda yang kita miliki 
e. Selalu bersedekah dalam setiap waktu. 

Dalam al-Qur’an Surah Ibrahim ayat 7 Allah Swt. berfirman yang artinya: “Dan (ingatlah) Tuhanmu memaklumkan: 

”Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambahkan (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku amat pedih” (QS. Ibrahim[14]:7).



Ulangan Akhir Semester

Password 12345   Memuat…